Penulis Jarak II

05.55.00


Suaraku lembut berayun-ayun di telingamu, sayup-sayup memecah sepi pagimu.

     Ada yang bangun pagi itu, oleh pengingat waktu yang berdering memecah hening. 
Aku akan sedikit mengingat sesuatu, mimpi tadi yang mengingatkanku pada masa lalu. Tak ada yang lebih ramai dari secangkir kopi waktu pagi, dan melihat Bapak sudah duduk seperti biasanya, di temani baris berita di surat kabar. Biasa, menceramahi petinggi yang di bilangnya penjahat bangsa sendiri.
Ibu sedang asik memacari, bunga yang baru mekar di pekarangan. Tumbuhnya tak sebentar untuk menunggu, dan sudah banyak musim pergi berlalu.

     Aku harap pagimu lebih bahagia dari itu. "Selamat pagi..." sapaku yang kutulis pada baris pesa yang
kukirimkan padamu. Sebelum matahari mendaki terlalu tinggi sebaiknya aku pergi, biar terlalu pagi 
aku dapat bayaran, oleh nyamannya sepi. Di dalam bis aku memilih untuk melamun saja, melihat
alam raya yang "jinak" dari balik jendela.
     
Sudah hampir tiba di Bandung, dan di sambut aku oleh awan mendung. Yah padahal aku ingin jalan-jalan sebentar di kota, tapi apa daya. Saatnya melanjutkan perjalanan. Hari ini bis sedikit lebih lengang entah gerangan. Waktu berangkat, tiba-tiba langit cerah tapi hujan.

     Di sepanjang perjalanan aku mencoba mengingat kembali mimpi pagi tadi. Sembari membaca hujan yang turun perlahan. Tak ada yang lebih pasrah dari dedaunan yang jatuh berserakan; berhamburan mengisi tiap kekosongan. Aku tahu ia; wanita yang ada di dalam mimpiku.
Kuingat puisi-puisi yang pernah ku bacakan untuknya agar dapat tidur tak tengah malam. Kuingat pada kedua telapak tangan yang mengadah saat selesai sembahyang, pada sujud-sujud akhir tangis mengalir. Juga tentang malam, saat membuatkanmu naskah pidato untuk wisuda kita. Sebetulnya aku lebih ingin, menuliskan puisi atau kalimat-kalimat sakti untuk mengobati hati yang akan kamu bacakan nanti.

Langit hampir padam. Di cakrawala sisa lebam. Sebentar lagi aku akan sampai tujuan. Untuk menuliskan pesan di jarak yang sekian. Hampir lupa aku kembali mengirimkan pesan, yang isinya tentang salam perpisahan.


Pratikto Dwi Rahardjo

Jatinangor  17 April 2013

You Might Also Like

0 komentar

Facebook

Twitter